Sungai Bawah Laut






Fenomena sungai di bawah air laut menggetarkan dunia. Siapa yang bisa percaya bahwa di dalam lautan air asin, ada sungai yang berisikan air tawar. Tetapi, konon peristiwa itu sudah terekam di dalam Al-Qura'n, pegangan hidup kaum muslim. Ada dua buah surat dari 114 surat di dalam Al-Qura'n yang menyinggung tentang fenomena tersebut.


"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur'an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?" (QS Fushshilat : 53)

"Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi." (QS Al Furqan : 53)

Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton acara televisi petualangan pasti Anda mengenal Mr. Jacques Yves Costeau, ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke berbagai dasar samudra di seantero dunia dan membuat film dokumentasi tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.

Pada suatu hari ketika ia sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, ia menemukan beberapa kumpulan mata air tawar segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang asin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya. Fenomena ganjil ini mendorong Mr. Costeau untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dan air asin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berpikir jangan-jangan itu hanya halusinasi waktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawabannya.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al-Qur'an tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi "Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabhiyaan..." Artinya "Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus." kemudian di bacakan surat Al-Furqan ayat 53 di atas. Selain itu dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, dimana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air asin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi "Yakhruju minhuma lu'lu'u wal marjaan." artinya "Keluar dari keduanya mutiara dan marjan" padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al-Qur'an itu melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al-Qur'an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ketujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh di dalam samudra. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti.

Bisa Membahayakan Biota Laut

Fenomena sungai di bawah laut Meksiko dikhawatirkan bisa membahayakan biota laut, meski masih dalam penelitian, gas hidrogen sulfida (H2S) di 'sungai jadi-jadian' itu tidak membahayakan manusia. "H2S itu bersifat asam apabila bercampur dengan air laut atau garam yang terkandung dalam air laut, maka gas itu bisa berbahaya bagi biota laut namun tidak berbahaya bagi manusia." sebut Menristek Suharna Surapranata saat ditanya mengenai fenomena tersebut. Kendati demikian, Suharna mengakui fenomena sungai bawah laut itu merupakan bagian dari vulkanologi atau studi tentang gunung berapi, lava, magma dan fenomena geologi yang berhubungan. "Di Indonesia memang belum pernah terjadi, namun sangat mungkin fenomena itu terjadi karena hal itu merupakan fenomena alam, dan sejauh ini penelitian tentang sungai bawah laut belum selesai dan masih melakukan pemetaan tematik." jelasnya.

Seperti diketahui 'sungai' bawah laut yang terjadi di perairan Cenote Angelita, Meksiko pada kedalaman 60 meter itu bukanlah sungai sebenarnya. Warna kecoklatan seperti air sungai itu merupakan lapisan gas hidrogen sulfida. Namun warna kecoklatan itu bukan berasal dari air tawar. Disebutkan, bagian kecoklatan yang mirip air sungai itu adalah lapisan bagian bawah gas hidrogen sulfida atau H2S, gas yang biasanya dihasilkan dari saluran pembuangan kotoran.

Didalam laut itu terdapat gua dengan suasana mirip sekali dengan sungai, lengkap dengan lapisan seperti air yang berwarna agak kecoklatan serta pepohonan dan dedaunan jatuh berguguran.

Komentar