Fakta Rokok

Rokok haram ?
  1. bahayanya lebih banyak daripada manfaatnya
  2. merusak badan atau kesehatan
  3. termasuk israf (membuang-buang uang)
  4. termasuk dalam Hadist La dhororo wala dhirara: tidak boleh membinasakan diri, dan diri orang lain.
  5. menurut hasil riset peneliti dari Eindhoven, Belanda, Christien Meinderstma bersama Profesor Kesehatan Masyarakat dari University of Sidney, Simon Chapman dalam riset yang diterbitkan sebuah portal berita dari Australia menyebutkan filter rokok mengandung hemoglobin atau protein darah babi yang dimaksudkan untuk menangkap bahan kimia berbahaya.
Ada beberapa fakta tentang rokok yang jarang diketahui oleh masyarakat, yaitu :
  • Seorang perokok aktif membunuh 200 ribu orang perokok pasif dalam satu tahun. Kesimpulan ini dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Nasional dalam memperingati Hari Tanpa Rokok tanggal 31 Mei 2007 lalu.
  • Setidaknya tercatat 4000 kematian perokok pasif per tahun di US
  • Separuh anak-anak di dunia atau sekitar 700 juta anak mengalami gangguan kesehatan lantaran menjadi prokok pasif. Kebanyakan penderitaan mereka disebabkan dari dalam rumah mereka sendiri.
  • Derita para perokok pasif adalah karena mereka menghisap 4000 bahan kimiawi yang ada dalam asap rokok, diantaranya adalah 50 materi kimiawi yang sudah terkenal bisa menyebabkan kanker.
  • Pakar penyakit paru FKUI Prof. Dr. Hardianto Mangunnegoro, Sp.P menyatakan jumlah perokok aktif di Indonesia naik dari 22,5% pada tahun 1990-an menjadi 60% dari jumlah penduduk pada tahun 2000. WHO memperkirakan bahwa 59% pria berusia diatas 10 tahun di Indonesia telah menjadi perokok harian.
  • Diperkirakan konsumsi rokok di Indonesia setiap tahun mencapai 199 milyar batang rokok atau urutan ke-4 setelah RRC (1.679 milyar), AS (480 milyar), Jepang (230 milyar) dan Rusia (230 milyar)
  • Sejauh ini tembakau berada pada peringkat utama penyebab kematian yang dapat dicegah di dunia. Tembakau menyebabkan 1 dari 10 kematian orang dewasa di seluruh dunia dan mengakibatkan 5,4 juta kematian pada tahun 2006. Ini berarti rata-rata 1 kematian setiap 6,5 detik.
  • Sebenarnya negara membayar lebih besar untuk rokok dibanding dengan pemasukan yang diterimanya dari industri rokok. Penelitian dari World Bank membuktikan bahwa rokok merupakan kerugian mutlak bagi hampir seluruh negara, karena negara harus mengeluarkan biaya tinggi untuk membayar biaya penyembuhan penyakit yang disebabkan oleh rokok, hilangnya produktifitas dan pemasukan, kematian prematur dan membuat orang menjadi miskin lebih lama karena mereka menghabiskan uangnya untuk membeli rokok.
  • Dengan berkurangnya konsumsi rokok, maka suatu saat akan mengakibatkan berkurangnya pekerjaan di tingkat petani tembakau. Tapi ini terjadi dalam hitungan dekade, bukan semalam dan pemerintah mempunyai banyak kesempatan untuk merencanakan peralihan yang berkesinambungan dan teratur. Dibanyak negara, produksi rokok hanyalah sebagian kecil dari ekonomi mereka. Penelitian yang dilakukan oleh World Bank mendemontrasikan bahwa pada umumnya negara tidak akan mendapatkan pengangguran baru bila konsumsi rokok dikurangi. Beberapa negara malah memperoleh keuntungan baru karena konsumen rokok mengalokasikan uangnya untuk membeli barang dan jasa lainnya yang tentunya akan membuka kesempatan untuk terciptanya lapangan kerja baru.
  • Masyarakat berpendapatan rendah paling diuntungkan oleh harga rokok yang mahal karena akan membuat mereka lebih mudah berhenti merokok karena sebenarnya masyarakat berpendapatan rendah merupakan korban rokok yang paling dirugikan karena rokok akan memperberat bebah kehidupan, meningkatkan kematian, meningkatkan biaya perawatan kesehatan yang harus mereka tanggung dan gaji yang terbuang untuk membeli rokok.
  • Perokok membebani yang bukan perokok. Ulasan di negara-negara kaya bahwa perokok membebani asuransi kesehatan lebih besar daripada mereka yang tidak merokok (walaupun biasanya usia perokok lebih pendek)
  • Diperkirakan 900 juta (84%) perokok sedunia hidup di negara-negara berkembang atau transisi ekonomi termasuk Indonesia. The Tobaco Atlas mencatat ada lebih dari 10 juta batang rokok diihsap setiap menit, tiap hari di seluruh dunia oleh satu milyar laki-laki dan 250 juta perempuan. Sebanyak 50% total konsumsi rokok dunia dimiliki oleh China, Amerika Serikaat, Rusia, Jepang dan Indonesia. Bila kondisi ini terus berlanjut, jumlah total rokok yang dihisap tiap tahun adalah 9.000 triliun rokok pada 2025.
  • Peningkatan prevalensi merokok tertinggi berada pada interval usia 15-19 tahun dari 13,7% menjadi 24,2% atau naik 77% dari tahun 1995. Menurut survei Global Tembakau di Kalangan Remaja pada 1.490 murid SMP di Jakarta tahun 1999.
  • Orang-orang Indian adalah orang yang mengajarkan seluruh dunia untuk merokok. Hal ini diketahui dari ekspedisi Christopher Columbus yang membawa daun tembakau pertama kali yang diberikan oleh kepala suku Indian ke Eropa.
  • Komponen utama tembakau yang diberi nama nikotin ditemukan oleh duta besar Perancis, Jean Nicot pada pertengahan abad XIV, saat itu orang mempercayai nikotin sebagai obat sakit kepala, kelelahan dan mudah tersinggung.
  • Sebagian besar perokok mempercayai bahwa efek dari rokok bisa membuat tenang. Tetapi menurut psikolog bukan pengaruh asap rokok dan nikotin yang menenangkan, melainkan refleks dari menghisap.
  • Nikotin bisa benar-benar bermanfaat sebagai obat jika digunakan dengan benar dan dosis yang akurat.
  • Dalam American Jounal of Psychiatry diketahui bahwa reaksi nikotin dengan oksigen dapat membentuk asam nicotinic. Efek dari turunan senyawa ini bisa menenangkan, mmeningkatkan suasana hati dan merangsang aktivitas otak, fungsi motorik dan memori. Jika molekul nikotin diubah sedemikian rupa tidak akan menyebabkan kecanduan seperti rokok.
  • Para dokter memiliki istilah wajah perokok, karena kulit orang yang merokok 25-40% lebih tipis dibanding non perokok. Semakin lama seseorang merokok maka semakin berkurang kadar kolagen dan elastinnya.
  • Psikolog menggolongkan perokok berat sebagai pencari petualangan. Secara sadar atau lebih seringnya tidak sadar, mereka ingin mendapatkan adrenalin yang lebih dan mengabaikan potensi bahaya, tak heran banyak iklan rokok yang menggunakan olah raga ekstrim sebagai ilustrasinya.
  • Sebuah studi menuturkan anak yang mengalami alergi terhadap debu, bulu binatang, alergi makanan, penyakit perut atau rongga gigi bisa disebabkan oleh asap rokok yang terhirup.
  • Sebanyak 84,8 juta jiwa perokok di Indonesia berpenghasilan kurang dari Rp 20.000 per hari. Perokok di Indonesia 70% diantaranya berasal dari kalangan keluarga miskin.
  • Mengutip data Survei Ekonomi dan Kesehatan Nasional (Susenas), konsumsi rumah tangga miskin untuk tembakau di Indonesia menduduki ranking kedua (12,43%) setelah konsumsi beras (19,30%). Orang miskin di Indonesia mengalokasikan uangnya untuk rokok pada urutan kedua setelah membeli beras. Mengeluarkan uangnya untuk rokok enam kali lebih penting dibandingkan dengan pendidikan dan kesehatan.
  • Pemilik perusahaan rokok PT. Djarum, R Budi Hartono termasuk dalam 10 orang terkaya se-Asia Tenggara versi Majalah Forbes. Ia menempati posisi kesepuluh dengan total harta US$ 2,3 milyar dalam daftar yang dikeluarkan tanggal 08/09/2005.
  • Sekitar 50% penderita kanker paru tidak mengetahui bahwa asap rokok merupakan penyebab penyakitnya.
  • Dari 12% anak-anak SD yang sudah diteliti pernah merasakan rokok dengan coba-coba. Kurang lebih setengahnya meneruskan kebiasaan ini.
  • Besaran cukai rokok di Indonesia masih dinilai terlalu rendah. Saat ini besarnya cukai rokok 37% dari harga rokok. Bandingkan dengan India 72%, Thailand 63%, Jepang 61%.
  • Sebanyak 1.172 orang di Indonesia meninggal setiap hari karena tembakau.
  • 100% pecandu narkoba merupakan perokok.
  • "Temuan kami menunjukkan bahwa 64% kematian pada perokok dan 28% kematian pada mantan perokok, ternyata di sebabkan oleh rokok." kata Stacey Kenfield dari Harvard School of Public Health di Boston dan para koleganya dalam laporan yang diterbitkan Journal of the American Medical Association. "Berhenti merokok mengurangi laju kematian yang disebabkan semua penyebab utama akibat merokok." tulis mereka. Pada 5-10 tahun setelah berhenti merokok terdapat penurunan sebesar 18% atas resiko kematian yang disebabkan penyakit pernafasan. Jika tingkat resikonya ingin sama denga mereka yang bukan perokok diperlukan waktu hingga 20 tahun.
Ada beberapa hal yang dapat menjadi motivasi merokok, yaitu :
  • Alat pergaulan (psikososial). Merokok pada situasi sosial dan menggunakan nilai simbolis dari tindakan merokok ini untuk meningkatkan kehidupan bersosial.
  • Kepuasan saraf (sensorimotor). Merokok untuk kepuasan pada mulut, sensorik dan manipulasi rokok itu sendiri.
  • Sumber kenikmatan (indulgent). Merokok untuk memperoleh kenikmatan, menambah kegembiraan dan kesenangan.
  • Penenang (sedatif). Merokok untuk menghilangkan perasaan tak enak, bukan untuk kenikmatan. Perasaan lega kadang-kadang juga timbul karena kegiatan sensorimotor seperti rasa tenang bila mengelus-ngelus rokok sebelum di sulut.
  • Perangsang (stimulasi). Efek stimulan dari nikotin dipakai untuk mengangkat atau memacu semangat, membantu berfikir dan konsentrasi, mencegah kelelahan dan mempertahankan kinerja pada tugas yang monoton dan lama, serta meningkatkan kemampuan dalam situasi stres.
  • Memenuhi kecanduan (addiktif). Merokok semata-mata untuk memenuhi tuntutan atau mencegah terjadinya sindroma penarikan yang akan timbul apabila seorang perokok telah melewatkan 30-40 menit atau kurang tanpa rokok.
  • Keterbiasaan (otomatis). Ini terjadi pada sebagian perokok berat yang dengan tidak disadari lagi secara otomatis akan mencari sebatang rokok.
Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan, termasuk di dalamnya bahan radioaktif (polonium-201), dan bahan-bahan yang digunakan dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), kapur barus (nephthalene), racun serangga (DDT), racun semut putih (arsenic), racun untuk hukuman mati (hydrogen cyanide), dan sebagainya. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin dan karbon monoksida.

Tar mengandung sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui menjadi penyebab kanker. Tar adalah subtansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru.

Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan.

Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen

Efek racun pada rokok membuat penghisap asap rokok mengalami resiko (dibanding dengan yang tidak menghisap asap rokok) : 14x kali menderita kanker paru-paru, mulut dan tenggorokan, 4x menderita kanker esophagus, 2x kanker kandung kemih, 2x serangan jantung.

Dibanding dengan Singapura, Indonesia ketinggalan 30 tahun dalam hal regulasi (peraturan) rokok. Di Singapura iklan rokok di larang sama sekali, kawasan tanpa rokok diterapkan dengan ketat. Myanmar negara yang konsumsi tembakaunya paling rendah diantara negara anggota WHO di Asia Timur Selatan, melakukan peraturan ketat berupa pajak tinggi, 150% untuk tembakau dan 300% untuk rokok, sedangkan Indonesia hanya 70%.

Sebenarnya nikotin tidak membikin kecanduan tidak seperti putaw atau heroin, yang jadi masalah adalah kebiasaan, jadi jika ada momentum yang bisa membuat orangmelupakan kebiasaan merokoknya, orang-orang tersebut pasti bisa berhenti merokok. Ada berbagai metode yang bisa dilakukan agar bisa berhenti merokok, tapi metode asli yang pertama kali diusulkan oleh seorang desainer Inggris untuk menyapih rokok melalui asbak yaitu dengan menampilkan sesuatu yang seram di asbaknya.

Komentar